Berikut beberapa tanda yang menurut Ical bisa dijadikan
acuan bagi orang tua saat berusaha mendeteksi kekerasan pada anak baik oleh
pengasuhnya, kakaknya, gurunya atau orang terdekat lainnya:
* Agresif
Sikap agresif biasanya ditujukan anak kepada pelaku tindak
kekerasan. Sikap agresif ini umumnya akan ditunjukkan saat anak merasa ada
orang yang bisa melindungi dirinya. Saat ayah/ibu ada di rumah, anak langsung
memukul atau melakukan tindakan agresif terhadap si pengasuh. Namun orang tua
perlu hati-hati karena tidak semua sikap ini menunjukkan bahwa anak telah
mengalami tindak kekerasan. Anak yang sedang dalam masa agresif, bisa saja
ingin menunjukkan kepada orang tuanya mengenai sikap agresifnya.
* Cengeng
Cengeng atau rewel umumnya dilakukan saat anak kehilangan
figur yang bisa melindunginya. Dalam situasi seperti itu anak merasa tidak
aman. Contohnya, begitu ditinggal bekerja ibu-bapaknya, anak korban kekerasan
akan selalu menangis meraung-raung. Lagi-lagi ciri ini juga tidaklah mutlak.
Boleh jadi anak cengeng karena memang amat lengket dengan orang tuanya. Ia
tidak ingin kehilangan atau jauh dari figur terdekatnya. Orang tua perlu mencek
faktor-faktor lain untuk membuktikan ada tidaknya faktor kekerasan pada anak.
* Bersedih dan Depresi
Tindak kekerasan bisa membuat anak terpuruk pada kondisi
depresi. Hal ini bisa dilihat dari sikap anak yang berubah drastis, semisal
anak jadi memiliki gangguan tidur dan makan, tak jarang disertai penurunan
berat badan secara mencolok dan menarik diri dari lingkungan yang menjadi
sumber trauma. Sikapnya berubah menjadi pendiam serta anak terlihat kurang
ekspresif.
No comments:
Post a Comment