Anak merupakan hiasan hidup ,
sebagai sumber kebahagian namun dapat menjadi sumber petaka jika para orang tua
tidak mampu mendidik anaknya menuju jalan yang diridhoiNya.Kita sangat terharu
bahagia mendengar tangis pertamanya, kita tertawa melihat tingkah lakunya yang
menggemaskan, tetapi sudah benarkah luapan kasih sayang kita dalam mendidiknya
? Petikan puisi karya Doronthy Law Nolte, Children Learn They Live rasanya
pantas untuk kita renungi.
Jika anak dibesarkan dengan celaan
, ia akan belajar memaki.
Jika anak dibesarkan dengan
cemoohan, ia belajar rendah diri.
Jika anak dibesarkan dengan
toleransi, ia belajar menahan diri.
Jika anak dibesarkan dengan kasih
sayang, ia belajar menemukan cinta dalam kehidupan.
Suatu hari Ummu Fadhl menimang
bayi, Rasul menghampiri dan menggendong bayi tersebut, lalu tiba-tiba sang bayi
pipis dan membasahi pakaian yang dikenakan oleh Rasulullah, Ummu Fadhl kaget
bercampur malu, segera saja direnggutnya bayi itu dengan kasar dari gendongan
Rasulullah.Apa yang terjadi kemudian ?Rasulullah menegur Ummu Fadhl “Pakaian
yang basah dapat dibersihkan dengan air, tetapi apa yang dapat menghilangkan
kekeruhan dalam jiwa sang anak akibat renggutanmu yang kasar itu?
Rasulullah pernah ditanya oleh
seorang Sahabat, siapa ayang lebih diutamakan diantara kedua orang tuanya.
Rasul menjawab “ Ibumu, Ibumu, Ibumu (sampai 3kali), setelah itu barulah
ayahmu.
Sebagai anak kita pernah bertanya
terhadap orang tua kita tentang siapa yang paling dicintai dari semua anak-anaknya?seorang
ibu pun pasti terkejut atas pertanyaan anaknya tersebut seolah-olah terdapat
kecemburuan atas kasih sayang yang diberikan lebih oleh orang tua terhadap anak
bungsunya.
Kisah Rasulullah ketika ditanya
Ali bin Abi Thalib, siapa yang paling dicintai oleh Allah :Fathimah, putri beliau sekaligus istri Ali , atau Ali
sekaligus saudara sepupu beliau ? sebagai sepupu , kecakapan Ali bi Abi Thalib
memiliki kedudukan istimewa disisi Rasulullah dan menggelarinya sebagai “
Gerbangnya kota Ilmu”
Atas pertanyaan Ali Rasulullah
tersenyum dan berujar “ Fatimah lebih aku cintai daaripada engkau ya Ali, dan
engkau lebih aku hargai daaripada putriku Fathimah”.
Sejak 14 abad silam, kedudukan
ibu telah memiliki tempat istimewa dalam khazanah islam dan itu bukan sekedar
retorika belaka. Sedemikian Tingginya Islam mengangkat derajat seorang
perempuan dan Rasul Bersabda “ Surga dibawah telapak kaki Ibu” Ibumu pantas
dimuliakan, ia bersusah payah mengandung selama sembilan bulan, mempertaruhkan
nyawanya saat melahirkan, menyusui dan merawat anaknya dengan penuh kasih
sayang
Sekolah yang terbaik berawal dari
rumah, Pendidik utama anak adalah orang tua, anak-anak tumbuh tidak akan
menjadi apa-apa tanpa kecintaan, bimbingan, rasa bangga dari orang tua.
Kebanggaan dan Kecintaan sebagai seorang ayah terhadap anaknya juga diungkapkan oleh jenderal yang
tersohor dmasa Perang Dunia II dan Perang Korea yakni Douglas Mac Arthur :” By
profession I am a soldier and take pride in the fact. But I am
prouder-Infinitely prouder to be a father. A soldier destroys in order to
build: the father only builds, never destroys” secara profesi, saya adalah
seorang prajurit dan saya bangga dengan itu. Tetapi, saya sangat bangga-sungguh
bangga menjadi seorang ayah. Seorang prajurit diperintahkan untuk merusak lalu
membangun, sedangkan seorang ayah hanya membangun, tidak pernah merusak”
Bait puisi“Doa Ayah “karya
MacArthur :Tuhanku :
Jadikanlah anakku seorang yang
tahu akan adanya Engkau dan mengenal bahwa diri-Mu dasar segala pengetahuan.
Bimbinglah ia dijalan yang penuh
tantangan dan kesukaran agar ia tegar dan perkasa.
Ajarilah supaya sanggup berdiri
ditengah badai dan mengasihi mereka yang tidak berhasil.
Tuhanku bentuklah anakku menjadi
seorang yang cukup kuat untuk mengetahui kelamahan dirinya.
Berani menghadapi hatinya
manakala ia takut seorang yang tabah dan tidak tunduk dalam kekalahan.
Yang tulus, rendah hati dan
penyantun dalam kemenangan.
Tuhanku
Bentuklah anakku menjadi seorang
yang bercita luhur berhati suci, sanggup memerintah dirinya sebelum ia
berhasrat untuk memimpin orang lain.
Mengejar masa depan tanpa
melupakan masa lalu, setelah itu membentuk dirinya.
Tuhanku
Karunialah ia dengan rasa humor
agar ia dapat serius dengan tidak berlebihan.
Berilah ia kejujuran, kerendahan
hati, kesederhanaan dan kesabaran dari semua keagungan-Mu.
Pepatah mengatakan,
sebuas-buasnya harimau tidak akan memakan anaknya? Rasanya kita lebih buas dari
pada harimau, kita dapat marah kepada siapa saja yang mengganggu istirahat kita
walaupun itu anak kita sendiri, sesungguhnya Rasulullah adalah teladan yang
baik dalam mengasuh anak.
Diriwayatkan, ketika itu
Rasulullahsedang menggendong dan menciumi cucu beliau dengan penuh kasih
sayang.Rasulullah ditanya oleh seorang yang keras hati, orang tua yang tidak
dekat dengan anaknya,” Ya Rasulullah engakau begitu mencintai cucumu, sedang
aku tidak pernahsekalipun menciumi anak-anakku.Rasulullah kemudian menjawab “
Bermain bersama anak, menciumi anak dan mencurahkan rasa sayang pada anak-anak
akan melunakkan hatimu yang keras.
Paling dekat denganku
kedudukannya kelak diakhirat adalah orang yang paling baik dan sebaik-baiknya
kamu ialah yang paling baik terhadap keluarganya (Al-Hadist)
Dr Muhammad Fahd ats Tsuwaini
dalam bukunya Kaifa Takunu Abawaini Mahbubaini
( Bagaimana menjadi orang tua
yang dicintai) Ada beberapa langkah :
- Berikan pendidikan etika bagaiman cara beretika dan muamalah yang baik dan benar kepada Allah dan Rasulnya
- Berikan respon atas hasil karyanya
- Tradisi meminta maaf (itu bukanlah aib jika memang sebuah kekhilafan)
- Bekali anak dengan ilmu pengetahuan dan keterampilan
- Bangun persahabatan antara anak dan orang tua
- Peduli terhadap aktifitas anak
- Menjaga tata bicara dan sikap orang tua dihadapan anak(karena anak cenderung meniru)
- Tradisi mengucapkan salam dan menyambung silaturahmi
- Turut serta dalam berbagai aktifitas (jadi parthner yang baik)
Bekali anak dengan pelajaran berdagang & berdikari
No comments:
Post a Comment