Ternyata, anak pun punya harapan
kepada orang tua. Mereka menginginkan orang tua yang punya waktu luang
untuknya, yang mau berbagi, dan sebagainya. Apa lagi? Sudah seminggu ini Tesa
diam membisu. Tak mau makan, enggan belajar, bahkan berbicara pun pelit. Selidik
punya selidik, ternyata gadis 8 tahun ini tengah ngambek dan kesal pada orang
tuanya. Menurutnya, orang tuanya hanya peduli pada diri mereka sendiri, dan
membiarkan dirinya tumbuh sendiri bersama orang lain alias pembantu yang setiap
hari mengasuhnya.
Terlalu sibuk, itu alasan klise
kenapa banyak orang tua yang akhirnya menyerahkan urusan si kecil pada baby
sitter atau pembantu. Padahal, anak menginginkan orang tua yang mau
memerhatikan mereka. Apa lagi keinginan anak yang perlu diketahui orang tua?
1. WAKTU LUANG
"Mama, kok, sibuk terus,
sih? Memangnya kerja enggak ada liburnya?" protes Tesa suatu hari pada
sang mama. Ya, boleh-boleh saja Anda sibuk berkarier di luar rumah, karena
tujuan bekerja pasti untuk anak juga. Namun, anak pun menginginkan Anda
memiliki waktu luang baginya. Jadi, Anda harus pintar me-manage waktu. Yang
pasti, Anda harus menetapkan hari libur yang tak boleh lagi diusik dengan
pekerjaan. Pergunakanlah waktu libur bersama anak.
2. KASIH SAYANG
Kebutuhan anak tak hanya kebutuhan
fisik. Hal ini seringkali tidak disadari para orang tua yang sibuk berkarier.
Mereka berpikir, melimpahi anak dengan harta benda sudah cukup. Padahal tidak,
kasih sayang dan perhatian Andalah yang paling penting untuk anak. Bentuk
perhatian tidak melulu harus hadiah, tetapi dengan menemaninya belajar ataupun
bermain, sudah cukup membuat anak senang.
3. TIDAK BERTENGKAR Orang
tua kadangkala tidak menyadari, saat emosi mereka memuncak, masalah anak
dikesampingkan. Cekcok di depan anak lalu tak lagi jadi masalah, tidak peduli
apakah anak merasa tertekan atau tidak, yang penting amarah itu bisa
terlampiaskan. Cara ini jelas salah. Boleh-boleh saja Anda dan pasangan bertengkar,
tetapi janganlah di depan anak.
Secara psikologis, ini tidak baik
untuk perkembangan anak. Jiwanya akan tertekan dan ia akan bingung, siapa yang
harus dibela dan disalahkan. Ayahnya-kah atau ibunya-kah? Nah, jika persoalan
muncul, sebaiknya selesaikan saat anak tidak di rumah.atau sedang tidur,
sehingga ia tidak melihat atau mendengar orang tuanya tengah ’berantem’.
4. TIDAK PILIH KASIH
Ninies mempunyai 2 anak. Tesa dan
Oiya. Nah, si kecil Oiya diberi perhatian yang lebih dibandingkan Tesa.
Pikirnya, si kakak juga akan mengerti bahwa adiknya itu bungsu. Jadi, wajar
saja jika ia berlaku demikian. Padahal, cara ini jelas salah dan tidak
mendidik. Jangan sekali-sekali membedakan kasih sayang antara anak yang satu
dengan anak yang lain. Jelas ini akan membuat anak yang dinomorduakan cemburu.
Jangan pernah membuat batasan, yang bungsu harus lebih disayang daripada yang
besar.
5. RAMAH
"Mama jahat, Mama judes!
Tesa benci sama Mama!", protes Tesa suatu hari pada sang Mama. Pasal
kekesalannya, karena ketika temannya berkunjung ke rumah, mamanya tidak
bersikap ramah. Memang, sih, ia tidak memberitahukan teman-teman sekolahnya
akan datang, sehingga merepotkan mamanya menyiapkan makanan. Sikap orang tua
yang tidak bersahabat pada teman-teman si kecil jelas akan membuat anak merasa
tidak nyaman.
Dan ini sangat sering terjadi.
Saat orang tua bete dan tidak siap menerima kedatangan teman anaknya, timbullah
sikap tidak bersahabat. Untuk itu, meski suasana hati sedang tidak nyaman,
cobalah tetap bersikap ramah pada teman-teman si kecil. Ingat, anak tak siap
menerima perlakuan seperti itu dan akan berontak jika orang tuanya
mempermalukannya.
6. MENEPATI JANJI
Janji adalah utang yang harus
ditepati. Hal ini seringkali terlupakan para orang tua. Mereka menganggapnya
sepele dan merasa tidak perlu harus selalu menepati janjinya pada si kecil.
Bisa jadi, orang tua memang lupa, tapi sebaiknya hindari ingkar janji. Ninies
misalnya. Ketika Tesa sakit dan sulit minum obat, ia menjanjikan akan
memberikan hadiah tas baru kalau mau minum obat. Namanya anak, diiming-iming
dapat hadiah jelas saja bersemangat.
Setelah sembuh, janji itu
ditagih. Ternyata janji tinggal janji. Jelas saja si anak kecewa yang berujung
dengan aksi ngambek dan nangis. Sebaiknya, jangan pernah memberikan janji pada
anak, jika hal itu hanya Anda maksudkan bercanda atau tidak sungguh-sungguh. Anda
tidak mau, kan, dicap anak sebagai orang tua pembohong? Jika Anda sudah telanjur
janji, sebaiknya ditepati.
7. PINTAR
Hal lain yang perlu Anda ketahui,
anak ternyata juga menginginkan punya orang tua yang pintar dan cekatan. Tidak
harus menjadi seorang profesor, tetapi setiapkali ia bertanya, Anda bisa
menjawabnya. Berikan jawaban yang masuk akal. Sebaiknya, berikan jawaban yang
simpel dan tidak terlalu rumit, karena justru akan membuat anak bingung. Dalam
hal pelajaran misalnya, Anda bisa mengikuti perkembangan belajar anak dari hari
ke hari dan membaca buku pelajarannya. Dengan demikian, Anda akan mendapatkan
solusi saat si anak mengalami kesulitan dalam belajar.
8. JADI TEMAN
Hubungan antara orang tua dan
anak seringkali tidak harmonis, karena orang tua membuat batasan, tidak mau
mengakrabkan diri pada anak dengan alasan agar anak segan. Padahal, sebagai
anak, mereka juga menginginkan orang tua tidak saja menjadi tempat untuk
meminta ataupun berlindung, melainkan juga bisa diajak berbagi alias curhat.
Nah, inilah yang terkadang tidak disadari para orang tua. Sulit membaur dalam
kehidupan anak, membuat jarak, dan tidak mau tahu masalah yang dihadapi anak.
Mulai sekarang, cobalah menata kembali hubungan Anda dan anak agar lebih akrab.
Sehingga posisi Anda tak hanya sebagai orang tua, tetapi juga bisa sebagai
teman.
No comments:
Post a Comment