Anak, sebagai darah daging kedua
orang tua, merupakan bagian yang tak terpisahkan dari ibunya. Anak mempunyai
hak-hak yang merupakan kewajiban orang tuanya, terutama ibunya, untuk
menunaikan hak-hak tersebut. Jadi bukan hanya anak yang mempunyai kewajiban
atas orang tua, tetapi orang tua pun mempunyai kewajiban atas anak. Secara
ringkas kewajiban orang tua atas anaknya adalah sebagai berikut:
1 Menyusui
Wajib atas seorang ibu menyusui
anaknya yang masih kecil, sebagaimana Firman Allah SWT yang artinya: Para
ibu hendaklah menyusui anak-anaknya selama dua tahun penuh, yaita bagi yang
ingin menyempurnakan penyusuan. (QS AI Baqarah: 233)
Allah berfirman, yang artinya: Kami
perintahkan kepada manusia supaya berbuat baik kepada kedua orang tuanya.
lbunya telah mengandungnya dengan susah payah, dan melahirkanya dengan susah
payah (pula). Mengandungnya sampan menyapihnya adalah tiga puluh bulan. (QS Al
Ahqaf 15).
2 Mendidiknya
Mendidik anak dengan baik
merupakan salah satu sifat seorang ibu muslimah. Dia senantiasa mendidik
anak-anaknya dengan akhlak yang baik, yaitu akhlak Muhammad dan para sahabatnya
yang mulia. Mendidik anak bukanlah (sekedar) kemurahan hati seorang ibu kepada
anak-anaknya, akan tetapi merupakan kewajiban dan fitrah yang diberikan Allah
kepada seorang ibu.
Mendidik anak pun tidak terbatas
dalam satu perkara saja tanpa perkara lainnya, sepertI (misalnya) mencucikan
pakaiannya atau memberslhkan badannya saja. Bahkan mendidik anak itu mencakup
perkara yang luas, mengingat anak merupakan generasi penerus yang akan
menggantikan kita yang diharapkan menjadi generasi tangguh yang akan memenuhi
bumi ini dengan kekuatan, hikmah, ilmu, kemuliaan dan kejayaan. Berikut
beberapa perkara yang wajib diperhatikan oleh ibu dalam mendidik anakanaknya.
a. Menanamkan Aqidah Yang
Bersih Menanamkan aqidah yang bersih, yang bersumber dari Kitab dan Sunnah
yang shahih. Seorang anak terlahir di atas trah, sebagaimana sabda Rasulullah
maka sesuatu yang sedikit saja akan berpengaruh padanya. Dan wanita muslimah
adalah orang yang bersegera menanamkan agama yang mudah ini, serta menanamkan
kecintaan tehadap agama ini kepada anak-anaknya.
b. Mengajari Anak Shalat
Mengajarkan anak-anak shalat yaitu dalam hal-hal yang utamanya, wajib-wajibnya,
waktunya, cara berwudhu dan dengan shalat dihadapan mereka. Demikian pula
dengan pergi bersama mereka ke masjid, berdasarkan sabda Nabi dan hadits Sabrah,
“Perintahkanlah anak untuk shalat
apabila mereka telah berumur tujuh tahun. Dan jika mereka telah berumur sepuluh
tahun (tetapi tidak shalat), maka pukullah mereka.(HR Tirmidzi dan Abu Dawud)”
Hendaknya para ibu mengajarkan
kepada mereka, bahwa shalat bukan hanya sekedar gerakan atau rutinitas seorang
hamba kepada Rabbnya. Akan tetapi, shalat merupakan hubungan yang dalam dan
kuat antara seorang hamba dengan Rabb-nya. Maka peringatkanlah mereka dengan
sungguh-sungguh, supaya tidak meninggalkan shalat. Berilah mereka ancaman bila
meninggalkan perbuatan tersebut.
c. Menanamkan Kecintaan Kepada
Allah dan RasuINya, dan Mendahulukan Keduanya. Dengan menanamkan kecintaan
kepada Allah dan RasuINya di hati anak-anak akan mengantarkan mereka menyambut
seruan Allah dan RasuINya. Dan ini menjadi motivasi dasar untuk seluruh yang
mengikutinya.
d Mengajarkan Al Qur’an. Ini
merupakan masalah besar yang hanya akan didapatkan oleh orang yang secara
sungguh2 berusaha menghafal dan mengamalkannya. Hendaklah ibu memulainya dengan
menyuruh menghafal surat Al Fatihah dan surat-surat pendek. Demikian pula
hendaklah kita menyuruh mereka menghafal at tahiwat untuk shalat.
e. Membuat Anak-Anak Cinta
Kepada Sunnah Serta Menyuruh Mereka Menjaganya
f. Membuat Anak-Anak Cinta Kepada Ilmu Syar’i dan
Bersabar Dalam Meraihnya. Belajar sewaktu kecil bagaikan melukis di atas
baru Pada masa permulaan Islam para ibu memotivasi anaknya untuk menuntut ilmu
(syar'i). Bahkan ada yang rela bekerja agar si anak bisa belajar. Lihatlah,
bagaimana manusia memuji Sufyan Ats Tsauri karena keluasan ilmu yang
dimilikinya.
g. Mengajarkan Kepada Anak
Untuk Meminta Izin Ini termasuk adab mulia yang penting diajarkan dan
dibiasakan oleh seorang ibu muslimah kepada anak-anaknya, khususnya jika anak
hampir baligh. Islam telah memberikan batasan dan rambu-rambu tentang hal ini
dengan jelas.
h. Menanamkan Kejujuran
Jujur adalah sikap terpuji yang wajib kita tanamkan kepada anak-anak. Allah berfirman,
yang artinya: Hai orang-orang yang beriman bertaqwalah kepada Allah dan
hendaklah kamu bersama orang-orang yang benar (jujur). (QS At Taubah :9).
i. Menanamkan Sifat Sabar.
Sungguh menakjubkan urusan orang yang briman, sesunguhnya semua urusannya
adalah baik baginya. Dan hal itu tidak terjadi, kecuali bagi orang yang
beriman. Apabila dia diberi kesenangan, maka dia bersyukur, dan itu baik
baginya. Dan apabila dia ditimpa kesusahan, maka dia bersabar, dan itupun baik
baginya.
j. Menyadarkan Kepada Anak
Tentang Berharganya Waktu. Dua nikmat yang banyak manusia tertipu
dengannya, yaitu kesehatan dan waktu luang. Para salafush shalih dan
orang-orang yang meniti jalan mereka adalah manusia yang paling ketat dan
paling bersemangat dalam menjaga waktu, yakni dengan memanfaatkpn dan
memenuhinya dengan berbagai kebaikan dan hal-hal bermanfaat.
k. Menanamkan Sifat Pemberani.
Pada periode awal Islam, para ibu menjadi penolong dan pendorong
anak-anaknya agar memiliki sifat pemberani. Dalam sejarah terdapat
contoh-contoh tentang hal itu. Sebutlah Abdullah bin Zubair bin Awwam. Ketika
dia keluar untuk memerangi Hajjaj bin Yusuf, bersamanya tidak ada orang,
kecuali sedikit orang. la mengadu kepada ibunya Asma tentang ketidak pedulian
manusia dan sikap diam mereka terhadap Hajjaj sampai orang yang paling dekat
denganya sekalipun. Abdullah menanyakan pendapat ibunya. Lalu apakah yang
dikatakan oleh wanita yang berjiwa besar ini? Apakah ia berkata kepada
putranya, "Tinggalkanlah urusan ini" karena ia khawatir terhadap
keselamatan putranya yang merupakan darah dagingnya? Tidak, demi Allah. Bahkan
ia memompakan keberanian dan kesabaran sampal ia mati syahid.
l. Bersikap Adil Diantara Anak-Anak
Dari Nu'man bin Basyir, Rasulullah bersabda, “Bersikap adillah diantara
anak-anakmu, adillah diantara anak-anakmu, adillah diantara anak-anakmu”
(HR. Abu Dawud, Nasa’I dan Ahmad)
No comments:
Post a Comment